Jumat, 16 Juni 2017

"Indahnya cinta ❤ dan silahturahmi"


by. mbk Inti Setya


     Seusai Sholat Shubuh aku dikejutkan oleh Bunda
“Ari, Nenek kamu masuk Rumah Sakit. Bunda harus datang melihatnya“
Kulihat wajah bunda nampak sedih.

Tentu aku harus mendampingi bunda, karena tempat tinggal nenek tidak di Jakarta tapi Sumatera.

Sementara aku hampir tidak mungkin meninggalkan kesibukanku di Jakata, Apalagi mitra bisnisku dari luar negeri sedang ada di Jakarta untuk menjajaki kerjasama pembelian produksi pabrikku.

kulihat Bunda sedang sibuk mengemas pakaiannya di kamar.

“Bunda, apa enggak bisa berangkatnya lusa aja”
kataku dengan lembut.

“Bunda enggak mau ganggu kamu, bunda bisa pergi sendiri kok, antar saja Bunda ke Bandara ya."
kata bunda sambil memasukan pakaiannya kedalam koper.

“Baru minggu lalu bunda ke Dokter dan sekarang masih harus istirahat.“
Kataku dengan tetap lembut sambil memegang tas kopernya untuk mencoba menahannya pergi.
“Lusa aja ya, aku temanin.“

“Tidak !!! “
mata Bunda melotot. Kalau sudah begini aku hanya bisa menghela napas panjang.
Sepeti biasanya aku harus mengalah untuk mengikuti kata Bunda. Istriku juga punya sifat sama denganku untuk mengikuti kehendak Bunda.“

"Baiklah, kita pergi sama-sama." Seperti biasanya pula Bunda tersenyum cerah, dia memelukku.

Didalam pesawat aku menuju kota kelahiran ayahku, lamunanku terbang kemasa kanak kanaku. ....................

                Dalam usia 5 tahun, aku sudah yatim. Karena ayah meninggal akibat sakit.

Menurut cerita Bunda, ketika Ayah meninggal status ayah masih mahasiswa di Yogya. Bunda bukanlah dari keluarga kaya.
Bunda juga seorang Yatim, beda dengan Ayah yang terlahir dari keluarga Pajabat tinggi di Sumatera.

Sehingga walau Ayah berstatus mahasiswa namun kiriman uang dari orang tuanya masih cukup untuk menanggung hidupnya berkeluarga.
Ayah sengaja merahasiakan perkawinan itu kepada keluarga besarnya. Namun dua tahun setelah ayah meninggal, bunda datang ke keluarga ayah sambil membawaku.
Aku masih ingat ketika itu usiaku 7 tahun.

Aku tidak begitu ingat persis bagaimana suasana ketika Bunda memperkenalkan dirinya sebagai menantu dan aku sebagai cucu kepada kakek dan nenekku.

Yang aku tahu setiap tahun bunda selalu membawaku kerumah kakek dan nenek.

Setiap tahun, setiap lebaran, Bunda mengajakku pergi kerumah kakek dan nenek. Dengan berlelah lelah naik bus melewati pulau Jawa dan Sumatera untuk sampai.

Tak pernah aku antusias datang ke rumah kekek dan nenek. Sebagai anak kecil aku tahu bahwa kakek nenek tidak pernah hangat dengan kehadiranku dan Bunda.

Beda sekali dengan perlakuannya kepada saudara sepupuku yang lain, seperti Adi, Rini, Bobi, Anto, Dedi. Setiap lebaran, kulihat para sepupuku datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya dengan pakaian bagus.

Beda sekali denganku. Bila semua Istri Om sibuk berdandan di kamar atau bermalasan di taman belakang rumah kakek yang luas itu, Bunda malah sibuk di dapur memasak, seperti pembantu.

Ayahku adalah anak tertua diantara empat bersaudara. Semua saudara ayah laki laki. Tidak ada perempuan.

Istri Om semua memang cantik-cantik. Menurut yang kutahu dari nenek, yang selalu diulang-ulang dihadapan Bunda, bahwa semua Istri Om dari kalangan keluarga terhormat.
Seakan merendahkan keberadaan Bunda. Tapi kulihat Bunda tak pernah tersinggung.

Selama membesarkan ku, Bunda tak pernah mendapat bantuan satu senpun dari keluarga Ayah. Juga Bunda tidak pernah memohon bantuan dari mereka.

Bunda bekerja keras di perusahaan Swasta sebagai tenaga administrasi. Bundapun tak pernah terpikir untuk menikah kembali. Ketika aku sudah remaja, aku sudah bisa beralasan bila Bunda mengajakku lebaran di rumah kakek.

“aku males ke rumah kakek dan nenek. Mereka enggak sayang sama aku. Kenapa kita harus ke rumah mereka ?“

          Demikian alasanku. Tapi Bunda dengan segala sifatnya yang keras memaksaku untuk ikut. akupun tak berdaya.

Ketika aku tamat SMU, aku tidak kuliah. Aku memilih bekerja di bengkel.

“Saya tak ada uang untuk mengirim Ari ke universtas, Yah". Demikian kata ibu kepada kakek ketika menanyakan mengapa aku tidak kuliah.

Kakek dan nenek nampak tersenyum sinis ketika mengetahui keadaanku.

Tahun-tahun berikutnya ketika lebaran. Kakek dengan kebanggaannya bercerita tetang sepupuku yang berangkat ke luar negeri untuk kuliah. Ada juga yang masuk perguruan tinggi swasta bergengsi di Jakarta.
Aku maklum karena Om ku semua mempunyai posisi sebagai Pejabat dan ada juga yang jadi pengusaha.

Aku dan Bunda hanya diam mendengar cerita itu. Tapi, tak pernah mengurangi niat Bunda untuk datang ke rumah kakek dan nenek.
Dan aku semakin bosan dengan sikap keluarga ayahku.

Yang pasti bi idznillaah, izin Allaah SWT ditambah kerja kerasku, aku bisa menanggung Bunda dan Bunda tak perlu lagi berkerja keras.

Berjalannya waktu, yang tadinya aku sebagai pekerja bengkel, akupun sudah bisa mandiri dengan membuka usaha bengkel sendiri.

             Lambat laun, aku mendapat mitra untuk membuat komponen bodi kendaraan sebagai pemasok pabrikan otomotif. Usaha ini ku geluti dengan kerja keras siang malam dan akhirnya berkembang. Ini semua tidak bisa dilepaskan peran Bunda yang tak henti mendoa' kan ku.

Akupun dapat hidup mapan. Namun, kewajiban setiap lebaran datang berkunjung ke rumah kakek nenek tetap saja dilakukan oleh Bunda dan aku harus ikut.

Tapi belakangan keluarga yang berkumpul di rumah kakek dan nenek tidak lagi utuh. Yang lain hanya menelphone mengucapkan selamat lebaran kepada kakek dan nenek. Sepupuku pun tak semua datang. Mereka bersikap sama dengan orang tuanya, mengucapkan selamat lebaran via SMS, telpon atau WA. Tapi kakek dan nenek tetap bangga dengan mereka.

Aku tak pernah cerita tentang keadaanku karena kakek dan nenek tak pernah bertanya tentangku. Walaupun mereka tahu aku dan Bunda tidak lagi datang dengan bus tapi menggunakan pesawat terbang.
.........

                   Tak terasa roda pesawat sudah menyentuh landasan. Kulihat Bunda tersentak dari tidur lelapnya. Dia melirik kearahku dan entah kenapa dia menciumku keningku.
”Ada apa Bunda ?“ tanyaku dengan tesenyum

“Bunda ingat akan ayahmu."
Bunda nampak berlinang air mata. Aku hanya diam “Ayahmu pria yang sangat baik. Sangat baik".
Dia pria yang Sholeh. Ayahmu berencana bila dia selesai kuliah dan dapat pekerjaan maka dia akan membawa Bunda dan kamu ke keluarga besarnya.

Bunda tahu kok, Ayahmu dalam posisi lemah ketika melamar Bunda. Di samping itu dia sadar karena pilihannya kepada bunda membuat dia berbeda dengan Ayahnya.

"Ayahmu mencintai bunda karena dia lebih mencintai Allaah dari apapun” Sambung Bunda.

“Maksud Bunda apa ?"

“Ayahmu memilih Bunda karena Agama." Dia tidak melihat Bunda karena kecantikan, karena keturunan orang kaya, karena apa-apa. Dihadapan Ayahmu, Bunda adalah muslimah yang baik, yang miskin. Dan itu pasti7 akan ditentang habis oleh keluarganya.”

Air mata Bunda berlinang dan akhirnya air mata itu jatuh membasahi pipinya.

“kamu adalah putra ayahmu." Anak yang berbakti, Sholeh dan pekerja keras.
"Benarlah kalau niat baik karena Allaah maka yang akan datang juga kebaikan.“

Aku terdiam. Ada yang mengganjal dalam pikiranku.
Ini momen yang tepat untuk bertanya ...

“Kenapa Bunda selalu menaruh hormat kepada kakek dan nenek.
Padahal mereka sangat acuh dan tidak peduli dengan kita."

Bunda menatapku dengan tersenyum

“Ketika Ayahmu pulang ke Sumatera dalam keadaan sakit, dia berpesan kepada Bunda , bila dia meninggal agar Bunda menjalin silahturahim dengan keluarganya dan mendidik mu untuk dekat kepada kedua orang tuanya.”

Bunda terdiam sebentar sambil mengusap airmatanya.
"Kamu tahu, setelah Ayahmu meninggal, butuh dua tahun Bunda untuk mengambil keputusan untuk bertemu dengan kakek dan nenekmu.

Walau karena itu tidak ada rasa hormat kepada Bunda, dan Bunda juga menyaksikan betapa kamu tidak diperlakukan sama seperti cucu yang lain, tapi Bunda ingat kata kata Ayahmu “Cintailah sesuatu karena karena Allah. Tak penting rasa hormat dan imbalan dari manusia, ya kan, anakku.”

“Ya, Bunda" Terlontar begitu saja dari mulutku.

             Entah kenapa kedatangan ku bersama Bunda kali ini disambut dengan air mata berlinang oleh kakek.

Dia peluk aku ketika sampai di kamar nenek dirawat.
Yang datang menjenguk hanya "aku dan Ibu". Sementara Om dan sepupuku tidak ada yang datang. Kulihat nenek dalam keadaan tertidur.

Dari kakek kutahu bahwa nenek terkena stroke tapi keadaanya cepat tertolong.
Mungkin setelah itu nenek akan lumpuh.
Kakek mengajakku keluar dari ruangan.
Kami bicara di taman Rumah sakit.

“Dua tahun lalu, Om mu yang pejabat di Jakarta, terkena kasus Korupsi. Dia dalam pemeriksaan oleh aparat yang berwajib."

Sebelumnya, Om mu yang di Surabaya, perusahaannya disita oleh Bank karena bankrut.

Om kamu yang di Bandung bercerai dengan istrinya, karena soal perselingkuhan dan akhirnya terkena PHK sebagai PNS.

Semua anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang liar.
Kuliah tidak selesai, dan terjebak dalam pergaulan bebas.

“aku terkejut, karena baru kali ini aku tahu." Mungkin karena hubunganku dengan keluarga ayahku tidak begitu dekat maka tak banyak kutahu soal mereka.

“Kakek tahu bahwa nenekmu punya penyakit darah tinggi dan jantung."

Makanya kakek berusaha menyimpan rapat rahasia tentang Om kamu yang tersangkut kasus karupsi.

"Tapi kemarin, ada yang memberi tahu bahwa Om kamu sudah di vonis penjara enam tahun atas tindakan korupsinya. Seketika itu pula nenekmu jatuh pingsan ...”

Aku hanya diam untuk menjadi pendengar yang baik.

“Ari, kami tahu bahwa selama ini perlakuan kami kepada kamu dan ibu mu kurang baik."

           Bahkan kami biarkan ibu mu menderita membesarkan kamu, membesarkan anak dari putra sulung kami, cucu kami.

Kami menyesal karena sikap kami selama ini. Belakangan ini, nenekmu selalu menyebut nama kamu .... setiap dia menyebut namamu, seketika itu juga dia menangis.

Kini dimasa tua kami, kami resah karena tak tahu siapa yang akan mengurus kami.

"Nenekmu mungkin setelah ini akan lumpuh. Kakek sudah uzur dan lemah ...”

Ku genggam tangan kakek.

“Aku yang akan merawat kakek dan nenek."
Izinkan aku untuk membawa kakek dan nenek ke Jakarta, tinggal bersamaku.
"Beri kesempatan aku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, ya kek.“

Seketika itu juga kakek memelukku erat.

                 Terasa pundakku  basah, "aku tahu kakek menangis" Harta yang ada jual saja lah kek. Untuk bantu Om dan Adik-adiknya.

"Dalam situasi ini tentu mereka sangat membutuhkannya. Dan sisanya kakek sedekahkan untuk Panti asuhan agar kakek punya bekal ke akhirat, setuju kan kek." kataku.

Kakek semakin erat pelukannya. "Maha suci Allaah SWT, sifatmu tak jauh beda dengan Ayahmu, yang begitu bijak menyikapi kami."

Bertahun-tahun aku di didik oleh Bunda untuk memahami makna cinta.

"Bahwa Cinta adalah tindakan memberi karena Allah", bukan mengharap balasan dari manusia.

akupun harus memahami hakikat cinta dalam kehidupan ini, termasuk menggantikan posisi ayahku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, orangtua ayahku.
......

            Bunda nampak bahagia sekali ketika melihatku mendorong kursi roda Nenek menuju tangga pesawat dengan di samping kakek yang berjalan sambil memegang lenganku. kami semua ke Jakarta.

.........

Ya Allah, semoga kami bisa menjaga lisan,  tindakan, agar tidak ada yg tersakiti, saling menghargai,  menghormati, memberi cinta dlm suka dan duka,  saling membantu dlm kebaikan ... meninggal dalam keadaan sebagai insan yang Engkau cintai, Husnul Khootimah dan mendapat Syafaa'at yang agung dari Baginda Yang Mulia Habiibunaa Rasuulillaah Muhammad SAW.

Aamiin... Yaa Robbal Alamiin

CARA MEMBENTUK DAN MENDIDIK KARAKTER ANAK 


Menurut Sayyidina Ali


Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. Merumuskan cara memperlakukan anak:

1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.

2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.

3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.

►ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)

     Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya, misalnya:
Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketka kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita – maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.

Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai pngung kita saat kita kelelahan atau sakit.

Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya.

Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.

►ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)

   Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban tertentu.

Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika iIa telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:

1. Melakukan sholat wajib 5 waktu
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.

Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique (setiap anak itu unik)

►ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)



    Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati ke hati Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa.

Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da diminta pertanggung jawabannya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Memberi Ruang Lebih Setelah measuki usia akil Baligh, anak perlu memiliki ruang agar tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita.

Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih beratdan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan.

Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola keuangannya sendiri.
Semoga Allah memberikan kita anak-anak yang shaleh dan berbakti.

“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38).

Sumber: FP Alhabib Quraisy Baharun

Kamis, 15 Juni 2017

Menjemput Lailatul Qadr


Sebuah kisah dari seorang nenek... semoga menginspirasi kita semua, semoga bermanfaat :)

"Wah…pisangnya bagus-bagus Mbah…"
kataku sembari berjongkok di depan perempuan sepuh yang berjualan di pinggir jalan depan pasar templek.

Dimas monggo "dipundut (dibeli)..."
Pisangnya, kata perempuan itu riang.

Sungguh sudah sangat sepuh, rautnya penuh kerut. Kulitnya hitam. Kurus badannya.
Tapi suaranya cemengkling  masih nyaring), riang. Giginya terlihat masih utuh.

"Ini kepok kuning… bagus dikolak.
Ini kepok putih… kalau digoreng sangat manis..
Lha kalau itu… pisang pista, kulit tipis… harum manis.
Tapi jangan dibeli karena belum mateng…

Aku hanya diam memperhatikan gerak tangannya yang cekatan, meskipun telah ndredheg (gemetar.)
"Sudah lama jualan, Mbah…?"

"Belum, ini ngejar rejeki buat lebaran."

Putranya berapa Mbah?"

"Kathah (banyak) ..… pada glidik (kerja)…"

"Kok nggak istirahat saja to Mbah… siyam-siyam kok jualan"

"Lha nggih, ini karena siyam niku to , nggak boleh istirahat..."
Mumpung Gusti Allah  paring (beri) sehat…"

Aku tercenung dengan jawaban perempuan sepuh itu....
Kulihat tangannya mengelap  kening dan dahinya yang dlèwèran (bercucuran) keringat dengan selendang lusuhnya ...
Diantara para penjual ‘liar’ dipinggir jalan depan pasar templek. itu, perempuan sepuh ini satu diantaranya yang menggelar dagangan tanpa iyup iyup (peneduh).
Padahal hari itu panas luar biasa.

"Kalau pulang jam pberapa Mbah?"

"Jam tiga sudah pulang ..…, lha ada kewajiban nyiapkan wedang (minum) buat anak-anak TPA."

"Kok kewajiban, yang mewajibkan siapa Mbah ?"

"Nggih kula, (ya saya sendiri) …"

"Ooo…begitu…. Setiap hari, selama puasa?"

“Inggih… wong cuma  anak limapuluhan..."

"Wah, panjenengan  (anda) hebat nggih Mbah…"

"Halah cuma wedang sama panganan kecil-kecilan...
Yang penting bocah-bocah rajin ngaji …, mbah sudah seneng.
Jangan bodoh kaya Mbah ini yang cuma bisa Fatihah ..."

Aku makin tercekat.
Kumasukkan semua pisang yang ditawarkan ke dalam tas kresek.

"Kok banyak banget... mau buat apa, mas?
Tanya si mbah heran.

Aku hanya tersenyum.
"Semua berapa Mbah?"

Perempuan sepuh itu menyebutkan nominal yang membuatku tercengang....
"Kok murah banget Mbah…"

"Mboten (ah enggak)… itu sudah pas, ini bukan pisang kulakan (dari beli), tapi panen kebun sendiri..."

"Nggih…matur nuwun…" kataku sembari mengulurkan uang.

"Aduh… nggak ada kembalian , belum  kepayon (laku)…"

"Saya tukar dulu Mbah …"
Aku sengaja meninggalkan perempuan sepuh itu.
Pisang telah kuletakkan di mobil.
Mesin mobil pun kunyalakan ...
Agak menjauh dari perempuan sepuh itu ...
Kumasukkan beberapa lembar uang sepuluh ribuan yang masih baru, ke dalam amplop,
Cukup dibagi satu satu untuk anak TPA
yang katanya berjumlah limapuluhan tadi.
Penutup lem amplop kubuka lalu kurapatkan.

 Ini mbah, sudah saya tukar, sudah pas nggih..."

Perempuan sepuh itu menerima amplop masih dengan tangan dredheg gemetar.
Tanpa menunggu jawaban, aku segera pergi.

Esoknya aku mampir lagi … tapi kosong
Berikutnya aku mampir lagi … kosong juga.
Penasaran kutanyakan pada ibu pedangang sebelahnya.
"Mbahe kok nggak jualan Mbak?"

"Oh nggak, beliau … jualan kalau panen pisang aja...
Sampeyan to yang kemarin ngasih amplop.
Walah Mbahe nangis _ngguguk (tersedu2) ... jare bejo, (katanya beruntung) & dapet qodaran."
Barangkali yang dimaksudkan adalah lailatul qodar.
Malam yang konon lebih baik dari 1000 bulan.
Para malaikat turun dari langit. Ke langit hati kita. Menyelesaikan segala urusan.
Allah melapangkan rejeki dan kemuliannya bagi yang dikehendaki,
Pun mempersempit bagi yang dikehendaki pula...
Rejeki sesuai kapasitas kita.
Lantas siapakah yang mendapatkannya ??
………………..

Barangkali perempuan sepuh inilah yang mendapatkannya.
Bukan karena ia ahli ibadah ...
Bukan pula karena I’tikafnya yang  kuat di masjid.
Tapi dialah pelaksana dari yang katanya ‘hanya’ bisa fatihah itu.
Kesungguhan I’tikaf yang luar biasa.
Bertindak, berlaku, dan berpasrah dalam keriangan rasa.
I’tikaf di masjid yang digelar dalam keluasan yang maha.
Bukan masjid yang sekedar bangunan ibadah.
Kecintaannya yang sederhana dengan penyiapan wedang dan makanan kecil bagi limpuluhan bocah selama puasa, sungguh bukan perkara mudah.
Hanya cinta tuluslah yang bisa.
……………..
Aku jadi teringat  pertanyaan teman,
tentang pencapaian Lailatul Qodar.
Benarkah memang ia turun di 10 hari terakhir malam ganjil?
Maka … malam terbaik dari 1000 bulan bukanlah instan ...
Tak bisa dijujug dengan akhiran ...
Semua butuh proses … Karena karunia terindah butuh wadah
Yang dibangun dengan mengais kebaikan, sebelum, selama dan sesudah Ramadhan

Itulah sesungguhnya QODAR-AN

#by_Asy Syifa'(Ustadz Ahmad Nasikhin)

Bersabar dan Bersyukur

BERSABAR atas semua KEADAAN

BERSYUKUR dalam setiap KESEMPATAN

Bismillahirohmanirrohiim...

Manusia itu kelak di akhirat akan dibagi menjadi 2 macam, ahlul musibah dan ahlul 'aafiyah.

Ahlul musibah adalah orang2 yang pada masa hidup di dunia selalu kena musibah, selalu diuji dg macam2 hal, hidupnya sering susah, sengsara bertubi2.

Sementara Ahlul 'afiyah adalah orang2 yang pada masa hidup di dunia enak-enak saja. Segala kemudahan didapatkannya tanpa usaha yang berarti.

Pada saat hari perhitungan, Allah perintahkan pada malaikat agar menghisab Ahlul musibah terlebih dahulu.

Lalu, dengan cepat malaikat melaporkan pada Allah, bahwa hisab mereka sebentar saja karena dosa-dosa mereka sudah digugurkan lewat musibah dan ujian yang menimpa mereka saat di dunia.

Maka Allah perintahkan agar memberikan mereka 3 hal :

1. Afiyah, kekuatan, sebagai ganti kesusahan yang dia dapat di dunia dulu.
2. Khoiron, kebaikan, yaitu surga.
3. Manzilan, tempat yang tinggi, kedudukan yang tinggi di surga.

Demikianlah...

Jadi bagi orang yang sering diuji oleh Allah di dunia, bukan karena Allah benci padanya.. tapi karena Allah ingin ganti kesusahannnya itu dengan nikmat di akhirat nanti.

Demikian pula dengan orang yang sering diberi nikmat dan kemudahan..  Hati-hati !!..

Para Sahabat Rosululloh SAW, dulu sering menangis jika mereka mendapat nikmat dan kemudahan bertubi2... Karena mereka takut jangan2 itu harusnya adalah nikmat mereka di akhirat kelak, namun disegerakan di dunia ini..

Masya Allah.. Masya Allah..

Kadang kita merasa tak sabar saat Ujian datang, entah sakit, entah payah finansial, entah kehilangan.. Kita buru2 mengeluh.. dan Buru2 'Menggugat' Allah ?!..

Masya Allah, Astaghfirullahal Adziim.

Padahal jika kita mau bersabar, maka semua kepayahan itu akan digantikan oleh Allah dengan kenikmatan yang jauuuh lebih besar..

Mari BERSABAR atas semua keadaan.. Mari BERSYUKUR dalam setiap kesempatan..

Sebab Allah, tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya.. TIDAK PERNAH.

Wallahu'alam Bissawab..
#gambar dari kak Za Fiza

Rabu, 19 April 2017

Amalan Bulan Rajab


MARHABAN AHLAN WASAHLAN
(Syahrur Rojab / Syahrullah / Syahrul Istighfar / Syahrul Asom / Syahrul Asob)
Amalan - Amalanipun :;

1). Baca

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ   × ٧٠

(Dibaca 70 kali setelah Shalat Subuh & Maghrib dalam posisi masih Duduk Takhiyat Akhir)

(Amaliyah Ijazah Guru Mulia Almaghfurlah KH. Muhammad Anwar Basya Bin Abu Bakar Asnawi)

Fadhilah :
- Barang siapa yang membaca Doa ini selama bulan Rojab maka ia tidak akan tersentuh api neraka, Diampuni dosa - dosanya oleh Allah SWT sebanyak apapun & Akan memperoleh welas asih kasih sayang Allah SWT...

2). Puasa 10 hari awal bulan ( tgl 1 sampai 10 Rajab) Terutama 3 Hari Awal Bulan

(Amaliyah Ijazah Guru Mulia Almaghfurlah KH. Muhammad Anwar Basya Bin Abu Bakar Asnawi)

Fadhilah :
- Barang siapa Puasa 1 Hari (hari pertama) Karena Allah SWT dan Iman,
maka dapat menebus Dosa (kafaroh) selama 3 Tahun..
Dan dapat dipastikan keridhaan Allah SWT yang besar padanya serta akan diberi pahala orang ibadah seumur hidup (paginya puasa & malamnya Ibadah)

- Bila Puasa 2 hari :
maka dapat menebus dosa selama 2 tahun..
Dan akan diberi pahala yang sangat banyak & besar sampai ahli langit dan bumi tidak bisa menghitungnya

- Bila Puasa 3 hari :
maka dapat menebus dosa selama 1 Tahun..
Dan akan diselamatkan dari malapetaka (Balak) dunia & siksa Akhirat..
Dan akan terbebas dari penyakit gila, kusta sejenisnya serta dari ancaman Dajjal

- Bila puasa hari ke 4 dan seterusnya :
maka dapat menebus dosa selama 1 bulan..

- Bila Puasa 7 hari :
maka tertutuplah baginya 7 pintu neraka jahanam sehingga tidak akan masuk kedalamnya..

- Bila Puasa 8 Hari :
maka terbukalah 8 pintu surga sehingga dapat masuk kedalamnya..

- Bila Puasa 10 :
maka segala permohonannya akan dikabulkan Allah SWT..

- Bila Puasa setengah Bulan :
Maka diampuni dosa-dosa terdahulu amal buruknya diganti dengan amal baik..
...

3). Perbanyak baca Istighfar terutama SAYYIDUL ISTIGHFAR

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

(Amaliyah Ijazah Guru Mulia Almaghfurlah KH. Muhammad Anwar Basya Bin Abu Bakar Asnawi)

Fadhilah
- Barang siapa baca di waktu sore lalu ia wafat dimalam itu, maka ia masuk surga
Dan bila di baca di pagi hari lalu ia wafat di hari itu maka ia masuk surga..
...

4). Perbanyak baca Doa

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ وَاَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ

(Amaliyah Ijazah Guru Mulia AlHabib Abdul Qodir Bin Ali Bin Al Imamul Qutb Ghoust AlHabib Abu Bakar Assegaf Gresik)

Fadhilah
- Barang siapa yang mau membaca Doa tersebut, maka akan diberi Barokah Rizkinya, Umurnya, Anak keturunannya dan Diampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya serta mendapat Rahmat keridhoan Allah SWT..
...

5). Baca

سُبْحَانَ اللّٰهِ الْحَيِّ الْقَيُّومْ   × ١٠٠

(Dibaca pagi sore 100 kali mulai Tanggal 1 sampai 10 Rajab)


سُبْحَانَ اللّٰهِ الْأَحَدِ الصَّمَدْ   × ١٠٠

(Dibaca pagi sore 100 kali mulai Tanggal 11 sampai 20 Rajab)


سُبْحَانَ اللّٰهِ الرَّؤُوفْ   × ١٠٠

(Dibaca pagi sore 100 kali mulai Tanggal 21 sampai 30 Rajab)

(Amaliyah Ijazah Guru Mulia AlHabib Abdul Qodir Bin Ali Bin Al Imamul Qutb Ghoust AlHabib Abu Bakar Assegaf Gresik)

Fadhilah
- Barang siapa yang mau mengamalkanya maka akan diberi pahala yang tidak bisa disifati karena sangat banyaknya..

6). Baca

اَحْمَدُ رَسُوْلُ اللّٰهِ ، مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ    × ٣٥

(Dibaca 35 Kali pada hari Jum'at terakhir bulan Rojab saat Khotib diatas mimbar)

(Amaliyah Ijazah Guru Mulia AlHabib Ahmad Bin Abu Bakar Bin Ali Bin Al Imamul Qutb Ghoust AlHabib Abu Bakar Assegaf Gresik)

Fadhilah
- Barang siapa yang mengamalkannya, maka tidak akan terputus uang di tangannya ditahun itu (Diberi kejembaran Rizki uang)
...

7) perbanyak baca ISTIGHFAR RAJAB

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَسْتَغْفِرُاللّٰهَ اْلعَظِيْمَ  ٣×
اَلَّذِيْ لآاِلَهَ اِلاَّ هُوَاْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ
مِنْ جَمِيْعِ اْلمَعَاصِيْ وَالذُّنُوْبِ، وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ مَاكَرِهَ اللّٰهُ قَوْلاً وَفِعْلاً وَسَمْعًا وَبَصَرًا وَّحَاضِرًا،

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَسْتَغْفِرُكَ لِمَا قَدَّمْتُ وَمَااَخَرْتُ وَمَااَسْرَفْتُ وَمَااَسْرَرْتُ وَمَااَعْلَنْتُ وَمَااَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ اَنْتَ اْلمُقَدِّمُ وَاَنْتَ اْلمُؤَخِّرُ وَاَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ،

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ تُبْتُ اِلَيْكَ مِنْهُ ثُمَّ عُدْتُ فِيْهِ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَااَرَدْتُ بِه وَجْهَكَ اْلكَرِيْمَ فَخَالَطْتُهُ بِمَالَيْسَ لَكَ بِهِ رِضًى،

وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَا وَعَدْتُكَ بِه نَفْسِيْ ثُمَّ اَخْلَفْتُكَ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ بِمَادَعَالِيْ اِلَيْهِ اْلهَوَى مِنْ قَبْلِ اْلرُّخَصِ مِمَّااشْتَبَهَ عَلَيَّ وَهُوَعِنْدَكَ مَحْظُوْرٌ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنَ النِّعَمِ الَّتِيْ اَنْعَمْتَ بِهَاعَلَيَّ فَصَرَفْتُهَا وَتَقَوَّيْتُ بِهَاعَلَى اْلمَعَاصِيْ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذُّنُوْبِ الَّتِيْ لاَيَغْفِرُهَا غَيْرُكَ وَلاَيَطَّلِعُ عَلَيْهَااَحَدٌ سِوَاكَ وَلاَيَسَعُهَا اِلاَّ رَحْمَتُكَ وَحِلْمُكَ وَلاَيُنْجِيْ مِنْهَااِلاَّ عَفْوُكَ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ يَمِيْنٍ حَلَفْتُ بِهَا فَحَنَثْتُ فِيْهَا وَاَنَاعِنْدَكَ مَأْخُوْذٌ بِهَا،

وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ عَالِمُ اْلغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مِنْ كُلِّ شَيِّئَةٍ عَمِلْتُهَا فِى بَيَاضِ النَّهَارِوَسَوَادِ الَّيْلِ فِى مَلاَءٍ وَخَلاَءٍ وَسِرٍّ وَعَلاَنِيَةٍ وَاَنْتَ اِلَيَّ نَاظِرٌ اِذَارْتَكَبْتُهَا تَرَى مَآاَتَيْتُهُ مِنَ اْلعِصْيَانِ بِهِ عَمْدًا اَوْ خَطَأً اَوْنٍسْيَانًا يَاحَلِيْمُ يَاكَرِيْمُ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ،

وَاَسْتَغْفِرُكَ مِنْ كُلِّ فَرِيْضَةٍ وَجَبَتْ عَلَيَّ فِى اَنَآءِ الَّليْلِ وَاَطْرَافِ النَّهَارِ فَتَرَكْتُهَا عَمْدًا اَوْ خَطَأً اَوْنِسِيَانًا اَوْ تَهَاوُنًا وَاَنَا مَسْئُوْلٌ بِهَا وَمِنْ كُلِّ سُنَّةٍ مِنْ سُنَنِ سَيَّدِاْلمُرْسَلِيْنَ وَخَاتَمِ النَبِيِّيْنَ مُحَمَّدٍ وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فَتَرَكْتُهَا غَفْلَةً اَوْسَهْوًا اَوْ جَهْلاً اَوْ تَهَاوُنًا قَلَّتْ اَوْكَثُرَتْ وَاَنَا عَائِدٌ بِهَا،

وَاَسْتَغْفِرُكَ يَالاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ سُبْحَانَكَ رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ لَكَ اْلمُلْكُ وَلَكَ اْلحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ وَاَنْتَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ ،

وَلاَحَوْلَ وَقُوَّةَ اِلاَّبِاللّٰهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ

وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

وَاْلحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ

(Amaliyah Ijazah Guru Mulia Almagfurlah KH. Muhammad Anwar Basya Bin Abu Bakar Asnawi)

Fadhilah
- Nabi SAW bersabda : Barang siapa yang membaca Istighfar Rajab, maka akan dibangunkan 80 negeri di surga, setiap negeri mempunyai 80 mahligai, setiap mahligai mempunyai 80 rumah, setiap rumah mempunyai 80 kamar, setiap kamar ada 80 bantal dan setiap bantal 80 bidadari..
- Nabi SAW, juga bersabda kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra. : "wahai Ali, tulislah Raja Istighfar ini, karena siapa yang membacanya, atau menyimpan tulisannya didalam rumah, atau pada harta bendanya, atau tulisan itu dibawa kemana saja ia pergi, maka Allah SWT memberi kepadanya pahala 80000 nabi, 80000 shiddiqin, 80000 Malaikat, 80000 orang mati syahid, 80000 orang beribadah Haji Dan pahala membangun 80000 masjid..
- Dan barang siapa yang membacanya sebanyak 4 kali atau 2 kali sepanjang hidupnya, maka akan diampuni dosanya oleh Allah SWT, walaupun ia ditetapkan akan masuk neraka..

Oleh karena itu, sebaiknya ISTIGHFAR RAJAB ini dibaca setiap malam atau siang, agar memperoleh pahala sebesar itu...

Guru Mulia Almaghfurlah KH. Muhammad Anwar Basya Bin Abu Bakar Asnawi menganjurkan untuk membaca ISTIGHFAR RAJAB setelah Shalat malam atau setelah Shalat Dhuha atau sebisanya minimal sehari dibaca Satu kali kapanpun & Dimanapun terutama selama Bulan Rajab..
....


Mugi manfaat & Barokah

اللّهمّ آمين ياربّ العالمين


mtr swn & Ngapunten
Wassalamu'alaikum wr wb